Anamorphic billboard menjadi salah satu bentuk perubahan kampanye dalam industri periklanan yang mampu menarik atensi masyarakat seluruh dunia. Bagaimana tidak, tampilan dalam billboard ini full digital dan penuh dengan inovasi modern.
Kepopuleran media iklan digital billboard sebenarnya bukan hal baru. Mengingat konsepnya telah ada selama beberapa tahun terakhir. Namun kini, kehadiran billboard 3D anamorphic berhasil melibatkan berbagai brand terkemuka. Hingga membuat perusahaan penyedia iklan berlomba-lomba menciptakan tren mengesankan.
Ini Dia Konsep Anamorphic Billboard Media Iklan Digital yang Fenomenal
Viralnya anamorphic billboard, tentu tak lepas dari usaha para pemilik media yang bekerja keras dalam menginstal perangkat secara maksimal. Sampai akhirnya mampu menciptakan sebuah konsep kampanye kreatif. Serta memiliki tampilan yang tampak hidup dan nyata.
Saking populernya, untuk melihat penampakan anamorphic billboard tidak harus datang ke negara-negara besar. Wujudnya bahkan banyak tersedia di akun media sosial seperti Instagram. Format iklan terbaru ini, menjadi salah satu contoh baik untuk potensi kreatif yang tak terbatas dengan media DOOH.
Platform ini begitu sempurna untuk mendukung promosi secara online. Serta meningkatkan komunikasi agar lebih efektif dari pihak perusahaan kepada masyarakat. Sehingga metode pemasaran produknya mampu berjalan dengan lebih keren dan kekinian.
Terdapat beberapa contoh anamorphic billboard yang sempat menghebohkan dunia. Salah satunya yakni billboard LED berupa kucing 3D di Tokyo, Jepang. Billboard unik ini ditampilkan pada tahun pertama masa pandemi Covid-19. Tujuannya untuk menghibur masyarakat selama menghadapi masa-masa sulit dan mencekam.
Tak hanya membuat takjub orang-orang Tokyo, billboard LED kucing 3D ini juga ramai diperbincangkan warganet di seluruh penjuru dunia. Bahkan beberapa berita juga ikut meliput informasi tentang iklan digital ini.
Tak hanya Jepang, kepopuleran anamorphic billboard juga merambah ke Negara Australia. QMS Media sempat melaporkan bahwa permintaan kampanye 3DOOH mengalami peningkatan. Hal tersebut bermula dari kesuksesan dari perusahaan iklan blue-chip. Sebut saja Gillette Australia dan Michael Hill International, yang berhasil meluncurkan LED format terbaru.
Rahasia Sukses Peluncuran Anamorphic Billboard
Jika dilihat dari jauh, Billboard 3D mungkin akan tampak seperti membutuhkan studio produksi yang super lengkap. Padahal sebenarnya, proses mengerjakan iklan semacam ini tidak serumit bayangan. Karena secara umum media yang tampil di layar hanyalah hasil kreativitas.
Rahasia sukses peluncuran anamorphic billboard tak lain berkat ilusi dari kecanggihan teknologi 3D sendiri. Teknologi pembuatnya bernama anamorfosis, yang mampu menciptakan teknik seni tingkat tinggi. Pasalnya, gambar yang tampak bisa diubah dari satu sisi, namun tetap terlihat biasa dari sisi lainnya.
Dengan kata lain, billboard ini merupakan gabungan dua gambar yang sebenarnya terpisah. Namun didesain sedemikian rupa hingga menghasilkan video yang semakin luar biasa. Selama proses pembuatannya, tim akan berupaya keras untuk mempertimbangkan kinerja mata dalam memproses informasi.
Karena kenyataannya, kinerja mata kanan dan kiri kita tidak selalu sama dalam mencermati sebuah gambar. Hal itulah yang akhirnya membuat persepsi kedalaman. Pada billboard 3D, layar tunggal akan dibagi menjadi dua bagian terpisah.
Salah satu sisinya sedikit berbeda dari bentuk gambar yang lain. Sehingga menghasilkan kesan perspektif yang berbeda pula di sisi lainnya. Setelah itu, kedua gambarnya akan digabungkan dalam sebuah video, untuk memperoleh efek kedalaman dan tampilan 3D.
Menjadi Karya yang Eksklusif dan Mahal
Sukses menarik perhatian serta bisa tampil layaknya film. Billboard 3D mampu membuktikan eksistensinya menjadi media iklan eksklusif dan mahal. Konsep kreatif sekaligus inovasi yang sangat menonjol, mampu mendongkrak penjualan hingga kepopuleran sebuah merek dagang.
Terlebih dengan keberadaannya yang viral, maka kemungkinan besar proses promosi mencapai ranah internasional. Sehingga tak berhenti pada kampanye di media sosial saja, namun turut menjadi iklan dari mulut ke mulut karena sering diperbincangkan.
Kekurangan Anamorphic Billboard
Meski memiliki berbagai kelebihan untuk konsep iklan digital di masa depan. Namun nyatanya anamorphic billboard juga tak luput dari beberapa kekurangan. Pasalnya, dalam membuat konsep ini Anda harus memperhitungkan angle yang sesuai.
Karena jika salah perhitungan maka visualnya bisa terlihat aneh dan kurang menarik. Bahkan informasi yang termuat menjadi sulit dipahami masyarakat. Itulah mengapa proses pembuatannya perlu melibatkan tenaga ahli yang tentunya tidak murah.
Kekurangan lainnya yakni sulitnya orang mengingat identitas atau brand yang ditampilkan di layar billboard. Hal tersebut tentu saja bisa terjadi, apalagi jika pejalan kaki sedang buru-buru dan hanya sempat melihat sekilas tampilan billboard.
Dengan demikian, peletakan papan billboard juga harus dipertimbangkan. Upayakan untuk meletakan di kawasan yang tepat dan sesuai dengan sasaran pasar. Sehingga peluang menjangkau audiens bisa semakin luas dan besar.
Terakhir, pastikan menciptakan konsep anamorphic billboard dengan perangkat lunak berkualitas, yang tidak akan menghancurkan momen terbaik Anda. Sehingga hasil grafik gerak 3D semakin terlihat berani, dan informasi di dalamnya juga lebih mudah tersampaikan.