Rebound Ads
Kejayaan Iklan Digital Ini Kian Punah, Bagaimana Dengan Billboard?

Kejayaan Iklan Digital Ini Kian Punah, Bagaimana Dengan Billboard?

14 Feb 2021
iklan digital billboard
Iklan SMS Ketik Reg Primbon Jadul. Source : Youtube.com

Masihkah Anda mengingat tentang ramalan primbon yang dikirimkan lewat sms dengan ketik reg spasi kata kunci lalu dikirimkan ke empat digit nomor? Jika iya, selamat, Anda pernah merasakan kejayaan layanan SMS Premium. Nyatanya layanan tersebut adalah iklan digital berbasis SMS yang keadaannya saat ini sudah lama perlahan punah dan berakhir kejayaannya.

Sekitar satu dekade yang lalu, dunia pertelevisian dan telepon genggam heboh dengan iklan digital berbasis layanan SMS premium. SMS premium memungkinkan penggunanya untuk memperoleh informasi terkini, ramalan zodiak, undian, mendapatkan nada sambung pribadi hingga memilih peserta favorit yang tampil di acara perlombaan di televisi.

Ternyata layanan SMS Premium ini terbilang iklan digital namun dengan berbasis SMS atau MMS. Pada kenyataannya iklan digital ini perlahan eksistensinya turun dan menyudahi era kejayaannya. Heru Sutadi yang merupakan Direktur Eksekutif ICT Institute berpendapat demikian, bahwa kejayaan iklan digital tersebut sudah berakhir.


Unreg, SMS pop up, hingga SMS penipuan. Source : Detik, Reddit, NandaHero

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, puncak kejayaan iklan digital berbasis layanan SMS adalah pada tahun 2011 selaras dengan tingginya layanan SMS Premium. Operator seluler bahkan dapat meraup keuntungan Rp.3 hingga Rp. 4 triliun rupiah atau 7% dari total pendapatan.

Bertahan selama beberapa waktu, menurut Heru iklan digital tersebut kian meredup dikarenakan banyak kasus sedot pulsa. Seiring itu pula terbitnya SE No. 117/2011 oleh Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengenai pemberhentian layanan SMS premium. Layanan seperti ini akan diberhentikan kecuali untuk keperluan perbankan, panggilan darurat, juga pengiriman sandi yang masih banyak mengandalkan fitur layanan SMS.

Menurut Heru pula iklan digital tersebut kian tidak berkembang dan justru memicu banyak digunakan untuk penipuan. Tidak bisa dipungkiri, penipuan berbasis layanan SMS atau iklan digital seperti itu telah mencatat berbagai kasus penipuan di negeri ini. Selain itu, faktor tidak berkembangnya iklan digital ini dikarenakan sudah mulai berubahnya orientasi masyarakat pada layanan digital lain seperti media sosial.

Survei Pengguna Media Sosial Indonesia Januari 2019. Source : Hootsuite We Are Social

“kalau iklan berbasis internet dan aplikasi sangat besar dan akan terus tumbuh. Kalau berbasis SMS atau MMS tidak ada harapan dan cenderung sunset” sambut Heru. Berdasarkan survei We Are Social pada Januari 2019, menunjukkan pengguna aktif media sosial di Indonesia sebesar 56% dari populasi. Pergerakan masif masyarakat kepada media sosial membuat layanan iklan digital berbasis layanan SMS ditinggalkan. Selain itu pemasang iklan juga lebih tertarik pada iklan tertarget yang memungkinkan produk mereka muncul pada aplikasi atau situs tertentu dibandingkan dengan tertuju ke nomor tertentu.

Iklan digital yang memerlukan jaringan 2G ini juga membuat pihak operator mulai mengurangi pertumbuhan BTS (Base Tranceive Station) 2G di berbagai daerah dan lebih mendorong BTS 4G. Provider Indosat menjadi yang terbesar dalam pengurangan jumlah BTS 2G hingga menonaktifkan sejumlah 4.126 BTS 2G.


Tower BTS 2G. Source : liputan6, itworks.id

Lalu bagaimana dengan layanan iklan non digital seperti Billboard pada saat ini? Beriklan menggunakan billboard tentu tidak semudah dan semurah iklan digital seperti layanan SMS premium atau media sosial. Secara riwayat pun dominasi iklan billboard digunakan oleh banyak brand yang tentu saja memiliki dana besar untuk beriklan.

Hadirnya media sosial harus diakui cukup memberikan efek kepada media-media iklan lain seperti koran, televisi, radio hingga billboard. Penurunan paling terasa terjadi di media iklan cetak, bahkan digitalisasi membuat banyak media cetak bertransformasi menjadi media online.

Billboard atau secara luas dikenal sebagai iklan luar ruang, pada saat ini dikatakan cukup bersaing ketat dengan iklan digital. Khususnya pada satu tahun ke belakang terjadi penurunan minat cukup signifikan pada media iklan luar ruang akibat pandemi Covid-19 yang melanda. Segala aktivitas yang dilakukan di dalam rumah membuat jalanan sepi dan berdampak pada belanja iklan luar ruang.

Source : Diadona.id, Pikiran Rakyat, Instagram.com/fadiljaidi

Namun seiring itu pula kreatifitas muncul dan membuat nilai media iklan luar ruang kembali membaik. Banyak fenomena yang terjadi dan mengangkat value billboard, seperti viralnya billboard Arief Muhammad, Deddy Corbuzier, Pak Muh (Ayah Fadil Jaidi), Billy Saputra dan lainnya. Fenomena yang terjadi ini juga menandakan pergeseran makna bahwa kini media iklan luar ruang tidak saja diperuntukkan bagi brand besar tapi juga memungkinkan untuk penyewaan secara perorangan.

LED Videotron Ornamen Kujang Bogor dan LED Triangle CPI Makassar sendiri pernah berkesempatan menjadi tempat beriklan oleh fans KPOP untuk ucapan ulang tahun idol mereka, Jimin BTS. Saat hari penayangan pun berlangsung meet and greet para fans di lokasi dan menuai keseruan tersendiri bagi mereka.


Pandji berbicara tentang billboard. Source : Youtube Pandji Pragiwaksono

Bahkan Pandji Pragiwaksono dalam konten Youtube nya yang diunggah November lalu mengatakan bahwa Billboard bukan lah mati, tetapi kita sebagai pengiklan harus tahu cara memakainya dengan tepat. Terbukti beberapa orang yang disebutkan di atas mendapat reachment yang luar biasa dari promosi mereka di Billboard. Hal ini menandakan Billboard masih bersaing dengan media digital sebagai media iklan yang efektif dalam menjangkau target iklan mereka.


Sumber :
https://teknologi.bisnis.com/read/20210131/101/1350179/ict-institute-kejayaan-iklan-digital-sudah-berakhir
https://teknologi.bisnis.com/read/20210131/101/1350171/iklan-layanan-digital-makin-ditinggalkan